Oleh:
Taufik Mubarak
Ketika aku masih kelas satu SD,menyempatkan waktu dipagi hari untuk melihat poster-poster pahlawan yang terpasang di dinding-dinding kelas adalah kebiasaanku.Kebiasaan ini sering saya lakukan di pagi hari ketika sekolah masih sunyi.Sambil melihat poster-poster pahlawanku,pikiranku pun melanglang buana menghayalkan bagaimana perjuangan yang telah dilakukannya untuk bangsa ini. Dari khayalan itu aku bangga dengan mereka. Puncak dari kebanggaanku adalah “aku ingin seperti mereka”
Karena aku ingin seperti mereka maka imajinasi dalam pikiran culuku mengantar kepada suatu pemikiran bahwa untuk menjadi seperti mereka haruslah menunggu momen Indonesia berperang melawan penjajah dan aku ikut di dalamnya di garda terdepan. Setelah itu yang selalu muncul dalam pikiranku adalah kapan yah Indonesia berperang seperti dahulu kala???.
Dan bagi teman-teman yang se-aqidah dengan aku(Islam) hal yang harus diingat dan dipahami adalah tujuan kitamenjaga dan membangun bangsa ini adalah bentuk pertanggungjawaban seorang khalifah yang telah diutus oleh Allah di muka bumi ini.Jadi tujuan kita sebagai seorang penjaga dan pembangun bangsa ,bukan untuk mendapat gelar pahlawan dari bangsa dan Negara ini tetapi mendapat gelar pahlawan dari zat yang telah memberikan amanah sebagi khalifah di muka bumi ini yaitu Allah SWT.
Terakhir,saya akan mengritisi isu kepahlawan yang akhir-akhir ini ramai dibicarakan media mengenai adanya sebagian kelompok yang mengklaim kelompoknya sebagai pemilik satu-satunya dari seorang pahlawan,sehingga ketika ada kelompok lain yang menganggap bahwa tokoh itu adalah pahlawannya maka mereka akan merasa tersinggung dan menyesalkan anggapan kelompok itu.Hal ini seperti kasus Ketua PP Muhammadiyah yang menyayangkan sikap PKS(partai keadilan sejahtera) yang mengganggap KH Ahmad Dachlan sebagai pahlawannya.Menurut pendapat saya secara pribadi,hal ini tak usalah disesalkan oleh Muhammadiyah karena anggapan PKS yang menganggap KH Ahmad Dachlan sebagai pahlawannya menunjukkan bahwa KH.Achmad Dahlan tidk hanya berjasa kepada
Muhammadiyah tetapi juga kepada orang diluar Muhammadiyah contohnya PKS.Jadi KH. Ahmad Dahlan ini sudah menjadi menjadi pahlawan public karena jasanya dinikmati oleh public secara umum.Dan seandainya kasus ini terjadi ketika aku masih SD dulu maka hati kecilku akan menangis karena beberapa pahlawan yang kukagumi bukan lagi pahlawanku karena sudah ada golongan yang mengklaim sebagai miliknya dan jika hal ini terus berlangsung maka ada generasi yang akan dating tidak memiliki pahlawan.
Tamalanrea, November 2008
0 komentar:
Posting Komentar