Sofware Pemasang Iklan Gratis

Mesin Pengumpul Uang

Flag Visitor

free counters

Rabu, 17 Juni 2009

Bolehkah Ustadz dan Ulama Terjun ke Dunia Politik

Oleh : Taufik Mubarak
Diskusi-diskusi ringan dengan teman-teman di kampus adalah kebiasaan yang sering saya lakukan,Entah di kantin,didala ruangan kelas,atau dimana saja dan kapan saja.Topik diskusinya pun apa saja dan dimana saja.Tetapi topik yang akhir-akhir ini menghangat adalah topik masalah politik.Maklum,sekarang suhu politik lagi memanas.
Dalam diskusi ini,tiba-tiba ada teman saya yang mengeluarkan statement yang kurang lebih begini:” Saya tidak sepakat jika ustadz atau ulama terjun dalam dunia politik,karena politik itu kotor.Dengan demikian lambat laun dia akan terhanyut dalam kotornya dunia politik “ .Sebenarnya,pernyataan seperti ini bukan hanya kali ini saya dengan,tetapi sudah berulang kali.
Statement ini sangat kontra dengan pandangan politik saya,sebagai warga negara yang hidup di indonesia yang menganut sistem demokrasi.Mengapa?.Hal ini karena kita ketahui bahwa negara yang menganut sistem demokrasi sangat mengagungkan penyaluran aspirasi.Untuk menyalurkan aspirasi ini,dibentuklah lembaga penyalur aspirasi.Di Indonesia,lembaga penyalur aspirasi ini dinamakan DPR/MPR.
Di Indonesia,Ustadz atau Ulama yang merupakan pemimpin kultural ummat islam sewajarnyalah terjun dalam dunia politik untuk menyalurkan aspirasi ummat islam yang jumlahnya kurang lebih 80% dari penduduk indonesia.Hal ini juga sebagai ajang untuk mengukuhkan integritas keustadz-an dan Keulamaan para ulama dan ustadz.Karena kita tahu bahwa dunia politik adalah dunia yang keras yang sarad dengan tipu daya.Jadi ketika ustadz dan ulama masuk dalam dunia politik,maka disitulah akan terlihat mana yang ustadz dan ulama yang sebenarnya ketika dia mampu konsisten dengan keislamannya.Mereka bukan hanya ustadz dan ulama yang jago ceramah di mesjid,tetapi ustadz yang memberi contoh riil kepada ummat, dalam bentuk perbuatan.Kata Sutrisno Bakhir : Hidup adalah Perbuatan.
Hal Positip lain ketika ustadz dan ulama masuk politik adalah ustadz dan ulama setidaknya mampu mencontohkan bagaimana berpolitik yang baik menurut islam.Karena saya yakin politik dengan cara islam punya keunggulan tersendiri dibanding berpolitik ala konvensional.Hal ini telah terbukti di zaman rasulullah dan sahabatnya,dimana masyarakat secara umum dapat dikatakan sejahtera lahir dan batin.Bagi Ustadz dan Ulama mungkin juga sudah memahami bahwa medan dakwah bukan hanya di mesjid tetapi juga di kehidupan di luar mesjid termasuk dunia politik.Dengan demikian,menurut saya pribadi sah-sah saja ketika seorang ustadz dan ulama masuk dalam dunia politik untuk menyalurkan aspirasi ummat islam sekaligus untuk memperluas medan dakwah.Karena kita tahu bahwa islam mengatur semua kehidupan termasuk dunia politik.Hal inilah yang kurang dipahami oleh sebagian ummat islam yang terperangkap dalam pola pikir sekuler.Pola pikir sekuler ini ditandai dengan memisahkan kehidupan dunia,termasuk politik dengan agama.Umat islam yang terperangkap dalam pola pikir sekuler ini bukan saja orang islam yang kurang pengetahuannya mengenai agama islam,tetapi juga ummat islam yang banyak tau tentang islam.Melihat fenomena ini,saya pernah mendengar istilah ustadz-ustadz sekuler,yaitu ustadz yang memisahkan kehidupan dunia dengan agama termasuk memisahkan dunia politik dengan urusan agama alias tidak mau berpolitik.