Sofware Pemasang Iklan Gratis

Mesin Pengumpul Uang

Flag Visitor

free counters

Minggu, 22 Februari 2009

Pahlawanku.....!!!!

Oleh:

Taufik Mubarak

Ketika aku masih kelas satu SD,menyempatkan waktu dipagi hari untuk melihat poster-poster pahlawan yang terpasang di dinding-dinding kelas adalah kebiasaanku.Kebiasaan ini sering saya lakukan di pagi hari ketika sekolah masih sunyi.Sambil melihat poster-poster pahlawanku,pikiranku pun melanglang buana menghayalkan bagaimana perjuangan yang telah dilakukannya untuk bangsa ini. Dari khayalan itu aku bangga dengan mereka. Puncak dari kebanggaanku adalah “aku ingin seperti mereka”

Karena aku ingin seperti mereka maka imajinasi dalam pikiran culuku mengantar kepada suatu pemikiran bahwa untuk menjadi seperti mereka haruslah menunggu momen Indonesia berperang melawan penjajah dan aku ikut di dalamnya di garda terdepan. Setelah itu yang selalu muncul dalam pikiranku adalah kapan yah Indonesia berperang seperti dahulu kala???.

Seiring dengan berjalannya waktu,pemahamanku terhadap seorang pahlawan tidak hanya sebatas orang yang berperang melawan penjajah dengan kekuatan militer alias perang fisik tetapi pahlawan adalah orang yang berjuang menjaga bangsa dan negaranya dari berbagi macam ancaman baik fisi dan non-fisik.sekaligus melakukan pembangunan . Untuk melakukan hal ini maka diperlukan sinergitas antar para calon-calon pahlawan bangsa ini. Bentuk kepahlawan terkecil adalah minimal tidak merusak bangsa ini baik secara fisik.Jadi peluangku untuk menjadi pahlawan terbuka lebar minimal jadi pahlawan tak dikenang!!!! Bangsa dan Negara ini membutuhkan banyak penjaga dan pembangun.Karena membutuhkan banyak penjaga dan pembangun maka peluang untuk melahirkan banyak pahlawan-pahlawan baru yang akan dipuja dan dipuji oleh generasi yang akan datang semakin terbuka lebar.Untuk itu bagi kawan-kawan yang ingin seperti saya(menjadi pahlawan),marilah kita menginfakkan diri kita untuk bangsa dan Negara ini baik sebagai penjaga dan pembangun.

Dan bagi teman-teman yang se-aqidah dengan aku(Islam) hal yang harus diingat dan dipahami adalah tujuan kitamenjaga dan membangun bangsa ini adalah bentuk pertanggungjawaban seorang khalifah yang telah diutus oleh Allah di muka bumi ini.Jadi tujuan kita sebagai seorang penjaga dan pembangun bangsa ,bukan untuk mendapat gelar pahlawan dari bangsa dan Negara ini tetapi mendapat gelar pahlawan dari zat yang telah memberikan amanah sebagi khalifah di muka bumi ini yaitu Allah SWT.

Terlepas apakah kita akan mendapat gelar pahlawan dari bangsa dan Negara,hal itu kita serahkan ke sejarah atau biarlah sejarah yang akan menyeleksi dan bercerita kepada anak bangsa apakah kita pahlawan atau pecundang.Untuk mendapat predikat pahlawan dari Allah SWT,maka rambu-rambu yang kita harus ikuti dalam proses pencapaian gelar pahlawan ini adalah rambu-rambu yang telah digariskan oleh Allah SWT yang sumber utamanya adalah Al-Quran dan As-sunnah.

Terakhir,saya akan mengritisi isu kepahlawan yang akhir-akhir ini ramai dibicarakan media mengenai adanya sebagian kelompok yang mengklaim kelompoknya sebagai pemilik satu-satunya dari seorang pahlawan,sehingga ketika ada kelompok lain yang menganggap bahwa tokoh itu adalah pahlawannya maka mereka akan merasa tersinggung dan menyesalkan anggapan kelompok itu.Hal ini seperti kasus Ketua PP Muhammadiyah yang menyayangkan sikap PKS(partai keadilan sejahtera) yang mengganggap KH Ahmad Dachlan sebagai pahlawannya.Menurut pendapat saya secara pribadi,hal ini tak usalah disesalkan oleh Muhammadiyah karena anggapan PKS yang menganggap KH Ahmad Dachlan sebagai pahlawannya menunjukkan bahwa KH.Achmad Dahlan tidk hanya berjasa kepada

Muhammadiyah tetapi juga kepada orang diluar Muhammadiyah contohnya PKS.Jadi KH. Ahmad Dahlan ini sudah menjadi menjadi pahlawan public karena jasanya dinikmati oleh public secara umum.Dan seandainya kasus ini terjadi ketika aku masih SD dulu maka hati kecilku akan menangis karena beberapa pahlawan yang kukagumi bukan lagi pahlawanku karena sudah ada golongan yang mengklaim sebagai miliknya dan jika hal ini terus berlangsung maka ada generasi yang akan dating tidak memiliki pahlawan.

Tamalanrea, November 2008

.....Karena Kita Bangsa yang Religius



Oleh :
Taufik Mubarak

Indonesia adalah bangsa yang aneh.Begitu kata sebagian orang .Keanehan itu seperti kasus korupsi yang masuk peringkat sepuluh besar dunia bahkan pernah masuk tiga besar,padahal penduduk yang beragama islam sekitar 80 persen.Para pelaku korupsi ini ada yang sudah naik haji bahkan ada yang berpredikat ustadz.Bahkan mungkin ada pelaku korupsi yang membangun mesjid dengan uang hasil korupsinya.keanehan lain seperti adanya pemabuk yang sering shalat,bahkan saya sendiri pernah melihat orang yang shalat di dalam mesjid dalam keadaan mabuk.Di pasar-pasar banyak pedagang yang sudah berpredikat haji sering melakukan kecurangan dalam berdagang Di dunia kampus kita mungkin biasa mendengar ada senior yang katanya dia tidak punya tuhan alias ateis,tetapi cek per cek jika hari jumat di shalat jumat juga atau minimal ketika hari raya dia juga pulang kampong untuk merayakan hari raya agama bersama keluarga.

Fenomena di atas kadang membingunkan kita. Pertanyaan yang sering muncul di benak kita adalah kenapa hal ini bisa terjadi? Dinegara yang sekitar 80 persen muslim kok bisa-bisanya banyak terjadi korupsi dan tindakan nyeleneh lainnya dilain pihak para pelakunya rajin shalat atau mengerjakan ibadah-ritual lainnya.Islam yang nyata-nyata melarang orang untuk berbuat kejahatan ternyata dilanggar oleh penganutnya tetapi dilain pihak pelakunya masih tetap mengerjakan hal lain yang diperintahkan oleh agama yaitu ibadah-ibadah yang sifatnya ritual seperti shalat,puasa,haji,dll.Jadi seakan bangsa ini bermuka dua.Khusus orang yang katanya tidak punya tuhan tetapi ketika hari jumat masih sering shalat jumat,ini disebakan karena terkontaminasinya nilai agama dengan nilai lain yang mungkin didapat ketika masuk kampus karena kita tahu bersama bahwa kampus adalah wilayah yang memungkinkan berbagai nilai dapat berkembang.

Jawaban yang dapat kita peroleh dari pertanyaan mengapa fenomena ini bisa terjadi adalah karena kita bangsa yang religius.tetapi nilai religious itu hanya sebatas ketika mereka beribadah khusus kepada tuhan dan belum diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.Hal ini mungkin terjadi karena pengentahuan terhadap salah satu dari esensi beribadah kepada allah yaitu melakukan kebajikan dan mencegah kemungkaran, kurang dipahami olah sebagian besar orang termasuk orang yang punya pendidikan. Hal ini wajar saja terjadi karena coba kita bayangkan pendidikan agama islam di sekolah umum mulai dari SD sampai SMA hanya sekitar 2 jam pelajaran per minggu dan materi-materinya pun hanya itu-itu saja. Bahkan di perguruan tinggi hanya satu semester dikuliahkan dengan durasi sekitar 90 menit per minggu. Minimnya waktu yang dialokasikan untuk pendidikan agama menyebabkan ada nilai-nilai agama yang tak tersampaikan ke peserta didik. Salah satunya adalah pemahaman agama yang aplikasinya hanya sampai pada wilayah ibadah ritual.

Sekarang,bagi mahasiswa muslim,pelajaran apa yang dapat kita ambil dari fenomena ini? Setidaknya sebagai mahasiswa yang menurut pandangan sebagian orang adalah kaum terdidik dan berpendidikan,pelajaran yang dapat kita ambil adalah marilah kita mengkaji lebih dalam agama itu secara mendalam,kita pahami dan aplikasikan maksud-maksud yang ingin disampaikan.Hal ini karena sebagai suatu bangsa kita harus punya merek atau karakter. Sekarang karakter yang paling memungkinkan adalah bangsa yang religus dalam artian religious total.Hal ini karena agama islam ini susah dilepaskan oleh bangsa Indonesia secara umum meskipun mereka melakukan berbagai penyimpangan.Ini dilihat dari fenomena yang sudah dipaparkan pada bagian awal dari tulisan ini.Sasaran utama yang ingin kita capai dari pengkajian ini adalah bagaimana memahami agama islam tidak hanya sampai pada ibadah-ibadah ritual tetapi ibadah ritual ini mampu kita implementasikan dalam kehidupan kita dimanapun dan diposisi apapun kita berada.

Tamalanrea, November 2008

Makassar yang Sedang Didandani

Kota Makassar dan kota-kota lain di Indonesia saat ini sedang didandan menyambut pesta politik 2009. Gaun dan aksesoris yang digunakan tentu saja aksesoris politik.Sebagaimana orang yang akan ke pesta,gaun dan aksesoris sepertinya tidak cukup tanpa parfum.Parfum disini tentu saja parfum politik yang dari hari ke hari baunya makin tajam.

Kota makassar didandani dengan berbagai macam gaun.Tetapi gaun utama yang mendominasi adalah baliho,stiker,dan poster.Dimana-mana ketiga gaun ini dapat dilihat.Gambar parpol plus calegnya plus jargon-jargon politik adalah hal yang mendominasi isi dari gaun ini,dll.Tempat-tempat umum dan jalan protokaol pun jadi sasaran utama,sehingga terkadang merusak keindahan kota.

Aksesoris sebagai pelengkap,dari hari ke hari makin sering kita liat. Aksesoris yang sering kita liat adalah diskusi-diskusi politik,baik formal maupun informal. Pelaku-pelaku diskusi ini tak memandang status dan kedudukan.Pelakunya mulai wong cilik sampai wong gede. Tempat dan waktunya pun dimana saja dan kapan saja,tergantung situasi dan kondisi.

Parfum yang berbentuk isu baunya dari hari ke hari makin tajam yang menusuk hidung para penghuninya. Isunya macam-macam,tetapi intinya mendeskriditkan atau menguntungkan pihak tertentu.Isu-isu ini akan semakin banyak berkembang karena dibantu oleh media massa,seperti tv,radion,koran,dll.Tetapi saya sarankan kepada para penjual parfum,tolong jangan jual parfum yang memabukkan orang yang menciumnya sehingga akan membuatnya bertindang anarkis.Dan bagi masyarakat,jangan beli Parfum yang memabukkan.

Sekarang,siapakah pelaku utama perias kota ini? Pelaku utamanya tentu saja orang yang akan menjadi penentu kebijakan bagi kota kita tercinta ini.Inti kebijakannya adalah apakah kota ini akan kita buang ke jurang kehancuran atau akan diterbangkan ke udara atau ditinggalkan di landasan saja,Tetapi saya sarankan kota ini terbangkan saja ke angkasa dengan bahan bakar keadilan.

Tamalanrea,27 November 2008